Jakarta, Pelita. Kordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA Uchok Sky Khadafi menyatakan DPR telah melakukan pembohongan publik terkait pembangunan gedung baru DPR. Hal ini berdasarkan pelelangan Gedung Baru DPR yang digelar kemarin (Senin, 7/3).

DPR membohongi publik karena mendasarkan alasan pembangunan gedung baru atas rekomendasi dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang menyatakan Gedung DPR miring 7 derajat. Kedua, pembohongan publik dilakukan DPR dengan mengumumkan anggaran pembangunan gedung tak lebih dari Rp1 triliun.
Demikian dinyatakan Uchok dalam rilisnya yang diterima Pelita, di Jakarta, Senin (7/3). Pertama, Kementerian PU tidak menyatakan gedung DPR miring 7 derajat. Kedua, dilihat dari perencanaan dan realisasi anggaran yang dikeluarkan DPR, anggaran pembangunan Gedung Baru DPR lebih dari Rp1 triliun atau tetap pada angka kisaran Rp1.8 triliun, jelas Uchok.

Dikatakan dia, kementerian PU juga hanya merekomendasi perbaikan teknik biasa, seperti mengusulkan pemasangan angkur untuk perbaikan hubungan antara dinding dengan balok supaya kolom yang retak agar tidak roboh.

Juga merekomndasikan marmer-marmer pada dinding perlu dipasang ulang dengan pengikat yang baik. Sementara untuk balok yang retak, diperbaiki dengan menyuntik epoxy resin, lalu dilanjutkan dengan perkuatan agar lebih tahan gempa, papar dia.

Seniali rumah mewah
Adapun soal anggaran, berdasar data dari BURT DPR, alat kelengkapan dewan, dan Sekjen DPR, pada 2010 Realiasasi Anggaran pembangunan gedung Baru DPR menyentuh angka Rp383.231.827.000.

Sedang pagu anggaran pembangunan gedung baru di 2011 sebanyak Rp800.000.000.000, dan di 2012 sebanyak Rp616.768.173.000. total realisasi dan pagu anggaran tetap Rp1,8 triliun, ungkap Uchok.

Berdasar semua hal itu, tegas Uchok, Seknas FITRA menilai, pembangunan gedung baru DPR tidak bisa dihentikan oleh DPR sendiri. Pasalnya, Seknas Fitra menduga sebagian anggota DPR telah menerima hadiah atau Fee dari pengusaha yang sanggup mengeluarkan biaya lebih dulu untuk pembangunan gedung baru DPR.

Alokasi anggaran pembangunan gedung sebesar Rp1,8 triliun, menurut Seknas Fitra jika dibagi dengan 560 anggota DPR, berarti ruang kerja setiap anggota DPR di gedung baru itu setara Rp3,2 miliar.

3,2 milyar itu setara harga rumah mewah di Jakarta. Lalau DPR masih ngotot betul-betul anggota DPR telah kehilangan hati nuraninya untuk membela pada rakyat miskin, papar Uchok.

Menurut dia, kalau alokasi anggaran itu direkolasi untuk program-program keluarga rakyat miskin, maka sebanyak 1,2 juta keluarga rakyat miskin akan memperoleh Rp1.500.000 setiap satu keluarga untuk membangun perekonomian mereka sendiri.

Karena itu kami dari Seknas FITRA meminta kepada DPR, kalau masih punya hati nurani, untuk menghentikan pembangunan gedung baru tersebut, sekarang juga! pungkas dia.(cr-14)