Rencana pembangunan gedung baru DPR kembali menyeruak di tengah hiruk-pikuk kerja parlemen. Lagi-lagi alasannya tenaga ahli. Tapi apapun latar belakangya, semestinya rencana ini didahului pemetaan dan kajian terhadap tata ruangan di gedung Nusantara I, II, dan III, apakah ia memungkinkan atau tidak untuk ditempati jika ada tambahan tenaga ahli. Anehnya, DPR justru berencana menyerahkan gedung Nusantara III kepada DPD tanpa alasan jelas. Jika pun diperlukan gedung baru, perlukah dengan desain semewah yang ditawarkan DPR.
Tapi, betulkah alasannya memang karena tenaga ahli? Bercermin dari pengalaman, setidaknya ada empat hal yang perlu dibenahi. Pertama, identifikasi kebutuhan DPR, Kedua, penetapan standar kompetensi. Ketiga, mekanisme seleksi/rekrutmen. Keempat, peran. Keempat, jumlah. Tiga hal pertama, harus dirumuskan dahulu, sehingga bisa diketahui jumlah ideal tenaga ahli yang dibutuhkan anggota DPR. Bisa jadi penguatan yang dibutuhkan bukan yang melekat pada anggota tetapi pada fraksi atau komisi. Kita belum mengetahui secara pasti. Pertanyaannya, dari mana DPR tiba-tiba mengetahui jumlah penambahan tenaga ahli, sehingga konsekwensinya memerlukan gedung baru?
Ini yang belum dilakukan DPR periode ini. Pengadaan tenaga ahli yang menjadi alasan akan dibangunnya gedung baru, tidak memberi pengaruh kinerja yang bisa dipertanggungjawabkan, selama hal-hal di atas tidak dibehani. Kita bisa melihat pencapaian legislasi yang sedang berjalan, tidak menunjukkan adanya indikasi membaik dari periode sebelumnya. Membenahi sistem, semestinya menjadi fokus DPR, jika memang berniat meningkatkan kinerja. Konsekwensinya, memang dipastikan akan ada penambahan tenaga ahli/staf ahli.
Sebenarnya, desain gedung baru yang beredar sekarang sudah ditolak DPR periode lalu. Desain gedung baru yang muncul saat ini merupakan produk yang dibuat PT Yodia Karya. Desain itu merupakan inisiatif dari Setjen DPR, bukan dari Tim Pengarah Penyusunan Grand Desain Komplek Parlemen. Tim Grand Design DPR periode 2004-2009, pada waktu itu menolak desain gedung baru ini karena belum sampai pada spesifikasi pembuatan desain gedung baru, tetapi masih menyusun desain komplek parlemen secara keseluruhan dengan membuat ToR penyelenggaran sayembara nasional komplek parlemen.
Jadi alasan untuk pengadaan tenaga ahli jelas dibuat-buat kemudian, setelah alasan gedung miring dibantah habis-habisan oleh publik. Ada apa sebenarnya? Mempublikasikan rencana pembangunan saja tidaklah cukup. Alasan pembangunan, adalah setengah ketertutupan lainnya yang perlu diungkap.