Jakarta,- Peneliti Indonesia Budget Center (IBC), Roy Salam meminta calon presiden untuk mengemukakan informasi dengan akurat supaya tidak terjadi polemik di masyarakat.

Ia mengatakan hal itu ketika mengulas pernyataan calon presiden Prabowo Subianto pada debat Capres-Capwapres putaran kedua di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Minggu (15/6/2014) malam.

Pada debat bertema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial tersebut, Prabowo mengungkapkan anggaran negara kita bocor sekitar 1.000 triliun. Data itu merupakan temuan timnya, sementara sepengetahuan dia, KPK menemukan angka 7200 triliun.

Roy salam mempertanyakan kebocoran itu kebocoran apa. “Apa kebocoroan penerimaan negara yang dimaksud? Kalau iya, itu harus diverifikasi. Kalau belanja negara itu kebocoran selama berapa tahun karena berdasarkan data, belanja negara kita tidak sampai segitu,” katanya kepada kebebasaninformasi.org, Rabu sore (18/6).

Roy menduga itu statement politik, tapi meski demikian, seharusnya seorang capres mengungpakan data akurat yang bisa dicerna publik. “Apalagi data itu sudah dibantah oleh timnya sendiri. Kalau Prabowo tahu data itu, segera laporkan,” imbaunya.

Selain timnya Prabowo, bantahan juga diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono melalui Menteri Perekonomian Chairul Tanjung. “Presiden bertanya, angkanya (kebocoran rp 1000 triliun) itu dari mana. Mungkin perlu tanyakan kepada Pak Hatta,” kata presiden seperti dituturkan Chairul kepada Kompas Rabu (18/6).

Ia menegaskan, pernyataan akan adanya kebocoran anggaran negara hingga Rp 1000 triliun itu sama sekali tidak benar.

Sementara Koordinator Badan Pekerja Indonesian Corruption Watch (ICW) Ade Irawan, sebagaimana dikutip Kompas, mendesak Prabowo dan timnya untuk melaporkan data itu kepada aparat penegak seperti KPK, Kejaksaan Agung dan Polri. Sebaliknya, aparat penegak juga bisa berinisiatif mengawasi dan menyelidiki dugaan kebocoran tersebut. (AA)