Jakarta, Kebebasaninformasi.org – Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawal kinerja wakil-wakilnya di Parlemen, Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) meluncurkan aplikasi Android bernama “DPR KITA”. Selasa (24/2/2015) aplikasi tersebut secara resmi telah diluncurkan dan dapat diunduh secara gratis di Google Play Store.

Ketua Perludem, Didik Supriyanto menuturkan aplikasi ini merupakan kelanjutan dari aplikasi-aplikasi lain yang sudah Perludem buat sebelumnya, seperti API Pemilu dan rumahpemilu.org. Didik menegaskan pentingnya memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang pesat untuk memajukan demokrasi yang lebih baik.

“Aplikasi ini akan mewadahi komunikasi antara masyarakat dengan anggota dewan di DPR. Harapannya supaya DPR kita menjadi lebih baik” ungkap Didik.

Aplikasi DPR KITA akan memuat beberapa informasi penting terkait anggota dewan. Seperti fitur berita, agenda kegiatan, mencari anggota DPR, daftar fraksi, daftar komisi dan alat kelengkapan dewan, dll. Sementara itu, pengguna dapat dengan mudah memakai aplikasi ini cukup dengan instal dan mendaftar menggunakan email. Pengguna dibagi menjadi dua, yakni masyarakat dan anggota DPR.

Direktur Indonesian Parliamentary Center (IPC), Sulastio dalam kesempatan tersebut menyatakan, keberhasilan aplikasi ini tergantung sejauh mana anggota DPR memanfaatkannya. Jika anggota DPR tidak memanfaatkan aplikasi gratis ini tentu hasilnya kurang maksimal.

“Menurut saya, aplikasi ini memberikan peluang kepada anggota DPR untuk memberikan penjelasan terhadap masyarakat. Di Indonesia ini, pendidikan politik terhadap masyarakat sangat kurang. Masyarakat tidak tahu anggota DPR bertugas di komisi berapa, dan membidangi soal apa. Ini salah satu problem yang harus dijelaskan oleh DPR” tegas Sulastio.

Staff Pusat Pengembangan Data dan Informasi DPR, Indra Fahlevi, menyampaikan aplikasi DPR KITA ini sejalan dengan program DPR periode saat ini, yakni parlemen modern. Menurutnya, DPR saat ini telah melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem informasi dan teknologi, seperti perbaikan website, saluran aspirasi, serta memperbanyak fitur-fitur interaktif.

“Supaya tidak terjadi tumpang tindih dan dobel pekerjaan, mungkin pengembangan aplikasi seperti ini bisa dikerjasamakan” ungkap Indra.